KISAH Penyintas Covid-19 Anggota Dewan Batam Lik Khai Saya Tak Boleh Mati Anak Masih Kecil

Editor: Thomm Limahekin

TRIBUNBATAM.id, BATAM â€" Pengalaman akan ganasnya Covid-19 masih membekas dalam ingatannya meskipun kini dia sudah sehat dan bugar kembali.

Menjadi penyintas Covid-19 merupakan pengalaman hidup yang tidak akan pernah dilupakan oleh Lik Khai sendiri.

Dia selalu mengenang bagaimana dirinya terus berjuang keras untuk keluar dari cengkeraman Covid-19.

Akhir November tahun lalu, Lik Khai dinyatakan positif Covid-19 usai mengalami sejumlah gejala.

Badannya demam disertai batuk yang mengganggu. Saat itu, hasil rapid tes-nya negatif.

Namun, lambat laun indra penciumannya mulai terganggu. Dia juga tak bernafsu untuk makan, sampai-sampai berat badannya turun 11 kilogram.

Baca juga: Keluar Masuk Natuna Wajib Tes PCR serta Sertifikat Vaksin Corona Minimal Dosis Satu

KEJARI BATAM - Vaksinasi Covid-19 di Kejaksaan Negeri Batam, Rabu (14/7/2021). Pihak penyelenggara bahkan sampai harus mengumumkan bahwa kuota sudah habis. Mengingat, tingginya minat warga Batam untuk menerima vaksin. KEJARI BATAM - Vaksinasi Covid-19 di Kejaksaan Negeri Batam, Rabu (14/7/2021). Pihak penyelenggara bahkan sampai harus mengumumkan bahwa kuota sudah habis. Mengingat, tingginya minat warga Batam untuk menerima vaksin. (TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)

Lik Khai pun kembali melakukan tes dan benar saja, hasilnya positif. Dia menduga, virus ini didapatkannya pada saat datang ke acara pernikahan.

"Saat itu istri saya melarang, takut kena Covid-19. Tapi saya tetap pergi karena yang nikah itu adalah anak dari teman baik saya" kenang Lik Khai.

Kondisi yang kian menurun membuat pria 56 tahun ini harus dirawat di rumah sakit.

Related Posts

0 Response to "KISAH Penyintas Covid-19 Anggota Dewan Batam Lik Khai Saya Tak Boleh Mati Anak Masih Kecil"

Post a Comment