Jokowi Kemandirian Industri Obat dan Vaksin Kelemahan Serius

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan kemandirian industri obat, vaksin dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus dipecahkan. Namun, pandemi corona menurutnya telah mempercepat industri farmasi dalam negeri termasuk pengembangan vaksin merah-putih.

"Kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus kita pecahkan," ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD, Senin (16/8).

Jokowi pun menegaskan akan terus menjamin harga obat dan tidak ada toleransi sedikit pun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini.


Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan sebesar 50 persen bahan baku obat-obatan bisa diproduksi dalam negeri. Saat ini, mayoritas setara 90 persen bahan baku obat-obatan masih impor.

"Nah, bahan baku obat ini yang salah satu ke depan kami sedang pelajari. Bisa enggak yang tadinya 90 persen (impor), paling tidak 50 persen buatan Indonesia, kami coba lakukan itu," ujarnya dalam acara BUMN Sehat dan Kuat Demi Akselerasi Kebangkitan Ekonomi di CNBC Indonesia TV, Jumat (30/7).

Ia menuturkan BUMN farmasi telah memproduksi sejumlah obat secara mandiri, meskipun bahan bakunya masih impor. Contohnya, obat generik paracetamol.

Karenanya, ia mengatakan Kementerian BUMN akan mendorong peningkatan kapasitas produksi perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor farmasi.

"Kami coba link and match. Kami lakukan juga bagaimana membuat terobosan sesuai dengan program bapak presiden waktu itu, hilirisasi industri," imbuhnya.

Salah satu upaya yang sudah dilakukan, mendorong PT Pertamina (Persero) untuk mengembangkan industri petrokimia sehingga bisa menghasilkan bahan baku obat.

Tambahan produksi itu diharapkan bisa menjaga ketersediaan obat di apotek, khususnya selama pandemi covid-19. Selain itu, ia juga meminta partisipasi pihak swasta.

[Gambas:Video CNN]

(age)

0 Response to "Jokowi Kemandirian Industri Obat dan Vaksin Kelemahan Serius"

Post a Comment